ITALIAAA! Italian series : Perugia




Curhat Peny dulu: 
"Pulang kampung gitu!" Katanya mahasiswa-mahasiswa yang dulu pernah sekolah di tiap2 negara di luar negaranya sendiri. Agak lebay, tapi kalau mengalami sendiri, apalagi menyukai negara yang ditujunya, yep it feels like home. Already. 

Di negara ini saya menimba ilmu bahasa dan ilmu travelling (keberanian, kenekatan, dan ketahanbantingan). Dari anak manja yang dimanjain mamahnya, dipaksa mandiri dan mengerjakan semua urusan rumah tangga (belanja ke supermarket, ngitung pengeluaran, belajar masak, nyuci2 piring baju, dan paling penting : nerimo). Satu hal yang menantang, bahasa Inggris sudah menjadi satu bagian dari sehari-hari di jakarta sejak kecil, akan lebih mudah apabila belajar di negara orang yang memakai bahasa Inggris. Disini?? Lupakan itu? NO INGLESE! SOLO ITALIANO! Lalu pengetahuan bahasa italia saya? Pas pasan.... Nasib! Inilah yang dinamakan, dipaksa belajar oleh keadaan--dan terbukti manjur. Jadi apabila ingin belajar bahasa asing, pergilah ke negaranya.


Jadi pengen cerita awal mula sampai di negeri pizza ini, suatu hari yang mendung dan hujan dengan suhu 1-2 drajat celcius tibalah rombongan kami di hari pertama tahun 2010 itu di bandara Roma Fiumicino, patokan kami hanyalah: menunggu Bus Sulga yang langsung menuju Perugia. Pukul 2 siang sampai diguyur hujan dan bus yang dinanti tak kunjung datang, tanya sana sini bilangnya tunggu aja, tunggu sampai jam 5 sore, saya dan wida berpikir tidak akan selesai kalau hanya menunggu disini tanpa kepastian. Akhirnya kami berdua pergi kembali masuk bandara, bertanya pada tourist information dengan bahasa perancisnya wida. TERNYATA! Bus sulga nggak beroperasi di hari libur. Ini tanggal 1 hari libur. O Dio. Lalu alternatifnya hanyalah naik kereta ke Triburtina dan menyambung dengan kereta cepat Eurostar yg mahal itu ke Perugia. Dan kereta terakhir ke Triburtina hanya ada jam 5.45! Oke! Dengan membawa beban tas 25KG kami semua berlari ke counter tiket kereta dan berlarii lagi ke kereta yg sudah mau jalan! Disana pun kami terpaksa duduk di lantai karena sudah tidak ada tempat duduk, bener bener macam di kelas ekonomi di Indonesia. 

Menahan lapar dan haus, kami sampai dengan selamat dan mendadak samson (karena bisa angkat beban 25-30kg masing2) tanpa bantuan porter. Energi Tuhan memang kadang bisa berada dimana saja. Dari situ kami tunggu cukup lamaa di Triburtina, dengan bodohnya hanya melihat "Tujuan" di layar komputer, ternyata di Italia bukan tujuanlah yg dilihat tapi nomor kereta. Apakah kereta itu akan singgah di suatu kota mana itu ada di informasi internet dan poster jadwal. -+ menunggu 2 jam kami akhirnya harus naik Euro star dengan tiket 26 Euro!! sampai Perugia jam 10 malam, nyaris tak bertulang dan lapar. Untungnya disana disambut malaikat2 indo penyelamat kami yg sudah menunggu dari siang di stasiun. Masih ingat turun kereta dengan menangis (haru akhirnya sampe juga) Langsung dipeluk mba naning, dan tas dibawain mas joko, mas marco mengantar di mobil dan michael lee siap mengantar kami ke rumah kos kami.... Demikian sekilas kedatangan saya ke Italia pertama kalinya.


Dan  2 tahun kemudian... Terjadilah impian saya kembali kesini dengan suamipacar tercintah, Mikael. 

Kembali ke Perugia? Berarti bertemu dengan Mas Eduwin & Mba Vera, Mas Marco Mba Naning Mas Joko Mba Marmi Mas Rudy dan teman sekolah saya yg masih disana Trung! Sayangnya mba naning mas joko dan mas rudy justru pulkam pas kita sampe disana. Tp pasangan baik hati ini meminjamkan kunci rumahnya untuk kami menginap disana? We've been blessed. 

Rumah mba naning yang dekat sekali dengan stasiun mini metro Madonna Alta - Mini Metro semacam kereta listrik mini tanpa pengemudi yg menjadi transport kebanggaan kota ini - menjadikan kami mudah kemana-mana dan aman tentram karena dekat dengan stasiun kereta Perugia. 

Kami berdua dijemput mas marco dan malam itu juga langsung makan pizza stasiun dan pergi ke toko cina dekat situ utk membeli: Indomie! Hahahaha. Ya ini selain obat kerinduan 1euro juga sarapan yg praktis utk besok. Esok adalah pembukaan Euro Chocolate Festival!

Bangun pagi dengan semangat, pergi ke Centro, bertemu dengan mas eduwin mba vera eton dan andrea adalah sebuah kebahagiaan tersendiri. 

Mengajak mikael ke tempat- tempat dimana dahulu ketika pacaran jarak jauh, hanya bisa memperlihatkan foto, menjadi nyata. Dan dia pun menikmati suasana kota ini. Disini kami tinggal cukup lama, hingga 2 malam berturut2 dijamu di rumah Mas Eduwin di Corso Bersaglieri bersejarah itu dimana dulu saya dan teman2 menghabiskan waktu menjadikannya rumah. Kembali kesana seperti tersedot lubang waktu, semua memori melesak keluar dari pikiran membentuk tatanan kartu pos di tiap pandangan. Tidak berlebihan ini apa adanya. 



Menyusuri jalan sepanjang corso Bersaglieri menuju kampus gallenga Universita per Stranieri di Perugia - tempat saya belajar dulu. Menunjukkan jalan belakang yang menanjak menuju Centro, memutar arah ke Via Garibaldi naik ke atas menuju Tempio Rottonda dan meresapi hamparan rumput di atas bukit depan gereja, tempat dulu saya dan Swansea berpiknik ria. Naik bis Linea D ke Porta San Pietro dan berkunjung ke Chiesa di San Pietro, yang penuh dengan Fresco--lukisan dinding, ini semacam miniaturnya Chiesa di San Francesco Assissi. Cukup beruntung saya bisa kesini, karena banyak teman yg juga berkuliah disini belum sempat memijakkan kaki di gereja kecil yang indah ini. Gereja ini juga dihiasi dengan botanical garden di bagian belakangnya, dan dari botanical garden ada satu titik dimana disediakan tempat duduk untuk memandang ke bawah bukit. damaii.



 
Kembali ke Pizzeria favorit saya dengan penjual yg mirip Zidane - kata swansea. Dulu saya tiap hari sepulangnya dari kuliah, pasti berkunjung kesini, dan selalu memesan pizza Margherita. Saya jatahkan sehari jajan 1 item, entah pizza, atau .... Cioccolatta Calda! Minuman yang hingga saat ini masih meresap kuat dalam ingatan saya di musim dingin awal 2010. 

Kami datang bertepatan dengan weekend, kamis jumat sabtu minggu. Jadi di Hari kamis malam jumat (tiba di PG malam). Jumat berkeliling, lalu sabtu kami berdua pergi ke Mercato Sabato di ujung stasiun mini metro - Pian di Massiano, disini dijual banyak barang-barang murah, makanan khas Italia, hasil kebun rumahan khas Italia, dan barang-barang second yang masih bagus--apabila pintar memilih diantara tumpukan barang/baju. Dulu saya dan teman-teman mahasiswa lebih tertarik melihat baju-baju winter, boots, dan peralatan rumah tangga. Ketika bersama suami, saya lebih menikmati.... jajan dan cemal cemil makanan khas Italia dan Eropa. Its just soo fun!


Beruntungnya kami berdua datang (memang di pas pas-in) dengan Festival Euro Chocolate 2012 yang di adakan di Sepanjang Centro Historico Perugia hingga Piazza Italia. Dimana seluruh toko coklat di seluruh eropa berkumpul disini untuk meramaikan festival, berjualan dan berpromosi. Di sini kami bisa mencoba tiap jenis coklat yg disediakan secara GRATIS! Hari pertama, beberapa jam pertama cukup kalap, dengan mengambil banyak varian coklat gratisan, maupun mencoba coklat2 panas yg murah meriah--0.5/1euro per gelas! Allora.... beberapa jam kemudian, cukup cukup menimbun lemak dan beristirahat sambil makan siang ....bekal yg kami bawa: Indomie Goreng. LOL! Berdualah kami tanpa malu-malu (setelah ditinggalkan oleh Trung yang pergi makan siang di Mensa) menggelar bekal Indomie kami di taman Piazza Italia. :D 





Sebenarnya jadwal kami di Perugia hanya 2 hari, 2 hari berikutnya rencananya ke Firenze (Florence) dan Civita di Bagnoreggio. Namuunn... duit kurang, :p kami banyak habis uang di Eropa Barat: Amsterdam, Jerman dan Paris (khususnya)--dimana kami suka sekali makanan disini, jadi selain jalan jalan juga menikmati ngupi2 dan jajan, serta lunch dan dinner di tempat yg layak. Kembali ke Perugia.. akhirnya kami memutuskan tetap stay di Perugia berbekal Indomie dan pasta yg dibeli di toko cina dekat stasiun dan dinner 2 malam berturut2 dijamu oleh Mba Vera dan Mas Eduwin plus Eton & Andrea, kami bisa survive disini! :)) Grazie Mille utk mereka.

Hari ke - 4 kami pulang siang hari, dan tiba di Milan sore menjelang malam.

Arrivederci Perugia. Mi Manca Sempre. 

all photos by: Mikael Teguhjaya --> berbakat yahh 

Comments

  1. huaaaa jadi kangen, seru2an macam dulu .. menggigil kedinginan sampai2 makan mi mentah dan berebutan tempenya Wida di stasiun Triburtina.. mudah2an kita bisa ngadain reuni ( alumni perugia ) bareng2 pergi ke perugia lagi heheheh

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts