Le Mont St. Michel – France
Hari ke 3 kami di Paris, sudah kami rencanakan untuk pergi
kesini. Berkat rekomendasi seorang teman yg memang sudah keliling dunia dengan
kerja pariwisatanyah. Idfi Pancani! :D
Walau belum dengar lengkap tentang tempat ini, tapi setelah
browsing dan liat fotonya. Ini adalah tempat yg harus dituju.
|
St. Michel - bukan foto sayah :D |
Tapi percaya deh, mimpi kami memang aneh, kami pergi ke
kastil-kastil tiap tempat dan Negara, mencari, apakah ada celah lubang waktu,
atau dimensi waktu lain, siapa tau ketemu, lalu pindah ke Jaman Middle Earth,
atau Mediveal kuno dan berpetualang disana.. (macam bisa survive ajah -___-‘).
Baiklah kita mulai perjalanan ini.
|
peta yg kami tempuh |
Pagi hari di hari minggu yang berawan, pukul 5.30 pagi kami
sudah ke stasiun Ledru Rolin dekat hostel kami. Mengambil kereta metro paling
pagi untuk sampai ke stasiun Montparnasse—sewaktu di Indo saya sudah beli tiket
untuk kereta TGV (kereta antar kota di Perancis) bisa beli disini ->
http://en.voyages-sncf.com/en/
Karena setelah browsing, ternyata untuk ke St. Michel, kami
harus pergi ke kota Rennes dan naik bis ke Mont St. Michel. Kami beli tiket
seharga 68euro PP (ini lumayan murah karena kami beli sebulan sebelumnya,
ternyata harga normalnya 120-150euro PP).
Dari stasiun Montparnasse yang amat sangat panjang
itu—ternyata stasiun ini bentuknya memanjang ke bawah untuk menembus terowongan
lain menuju track kereta TGV luar kota. Jalannya lumayan jauh, tp karena masih
pagi jadi semangat membara buta :D sampai di tempat TGV, ternyata.. jalurnya
banyak banget yahh.. ada 2 tingkat pula, jadi ada jalur kereta atas (yg
peronnya juga ada belasan, dan jalur kereta bawah yg peronnya juga banyak, tp
nggak sebanyak atas). Sekali lagi kami bertemu seorang pelajar dari Cina yg
juga mau ke St. Michel—SENDIRIAN! Nggak bs bahasa inggris, perancis, jadi hanya
menunjukkan tulisan di peta untuk beli tiket. Ternyata dia belum beli tiket
TGV-nya, jadi beli on the spot.
|
Montparnasse |
|
Sepanjang jalan menuju Rennes |
Di dalam kereta sepanjang perjalanan menuju Rennes yang kami
rasakan hanya dreamy . Dengan memandang hamparan padang rumput tak berbatas
diselimuti kabut putih tipis di atasnya, hingga menembus hutan dengan pohon oak
yang sudah tak berdaun ditelanjangi angin musim dingin, dari rimbunnya semak
belukar hingga pedesaan sunyi, dimana terlihat beberapa orang orang tua sedang
bersepeda membawa rumput untuk ternaknya.
Semua pemandangan ini berselimut kabut tipis sebatas kaki. Seperti
berjalan di awan kelihatannya. Lalu kami tertidur.
Pukul 09.17 kami sampai di kota Rennes. Stasiun besar yang
cukup padat juga, dan kami harus segera mencari tahu dimana bis menuju St.
Michel. Karena menurut jadwal bis ini berangkat pukul 10.05, kemudian kami
lihat si Turis pelajar dari Cina itu berlari-lari bersama-sama dengan
segerombolan turis-turis dari Cina dan Jepang.
Intermezzo: udara
disini cukup dingin + 6-7 drajat, tapi kami lihat pemandangan unik,
seorang turis dari Cina, memakai celana berbahan handuk dan jaket tipis
berbahan sama dan berwarna sama… PINK, ketat. Layaknya baru bangun tidur,
dengan rambut diikat, tanpa syal wol atau sarung tangan maupun sepatu yang
proper (dia pakai sandal Crocs). Uwowww… emeiziing. Hampir bertanya “mbak mbak
minta tips donk biar ga kedinginan?”
Lanjut. Kami akhirnya menemukan tempat membeli tiket dan pas
kami datang, bisnya langsung berangkat. Perjalanan dari Rennes ke Mont St.
Michel + 45 Menit, tp pada kenyataannya jadi 1jam lebih dikit. Tapiii..
sepanjang perjalanan ini (lagi-lagi) mata saya dipaksa untuk tidak tertidur.
Rumah-rumah sederhana di sepanjang jalan melewati tiap kota dan desa berbaris
rapi, terkadang terpisahkan jauh di atas bukit bukit tinggi, masing-masing
memiliki keunikan tersendiri, yang jadi inspirasi kami apabila nanti akan
membangun rumah sendiri, sederhana tapi homy.
|
Pengen rumah kaya ginii.. ga mau aneh2 :p |
Setelah melewati jalan yang berliku-liku, semua orang
kemudian berisik, menggumam-gumam kagum sepertinya. Dan dari jauh tampaklah itu
Mont St. Michel yang agung dan megah.
(saking terpana-nya sampe ga sempet ambil kamera—alesan :p). à pdhl ini masih + 1km,
jadi sepanjang 1Km ini semua orang sibuk melihat dari sudut pandang terbaik dan
berusaha mengabadikannya.
Akhirnya sampailah kami disini! Le Mont St. Michel! Kata
pertama?? MASSIVE! Kota di atas bukit dengan kastil Gereja St. Michel di
puncaknya. Ini siang hari, jadi jalan menuju kesana masih bisa dilalui, namun
apabila sudah menjelang malam, maka air pasang datang dan menutup jalan menuju
Mont St. Michel. Sehingga akan mejadi satu secluded island. Pulau tertutup.
(macam puri di film Woman in Black-nya Daniel Radcliff.)
|
Le Mont St. Michel - Massive! |
Kami ceritakan dulu sejarahnya, jadi legendanya pada abad ke
7, Archangel Michael/Michel (malaikat) menampakkan diri pada Uskup saat itu St.
Aubert. Dia memerintahkan untuk membuat gereja di atas bukit bebatuan tersebut.
St. Aubert tak mengindahkannya, hingga suatu hari St. Michel (malaikat)
membolongi tengkorak kepala St. Aubert dengan jarinya. Maka dimulailah
pembangunan gereja yang disetujui oleh Pemimpin saat itu.
Dalam masa perang, area ini sempat menjadi rebutan para
penjajah, dari mulai koloni British, hingga pemimpin tiap area ingin mengklaim
Mont St.Michel ini menjadi bagian dari mereka. Di perang 100 tahun, bangsa
Inggris beberapa kali membombardir area ini, namun usaha mereka kurang
memperoleh hasil, karena kuatnya benteng yang dibangun seputar pulau ini.
Sekarang Mont St. Michel terdaftar di area Normandy, dan
dihuni oleh penduduk tetap sebanyak 44 orang, sisanya bekerja disini sebagai
penjaga toko atau pelayan restaurant yang bertempat tinggal di kota-kota
terdekat. Demikian sekilas sejarah
super singkat yang kami pelajari dari St. Michel.
Lanjut ke perjalanan kami. We were so thrilled! Tegang
sekaligus excited banget untuk menuju kesana, tiap langkah rasanya bikin semua
bulu kuduk merinding. Tinggi. Menjulang. Besar. dan Tua. (abad ke 10 sejak
dimulai pembangunan). Menginjakkan kaki di gerbang yang harus dilalui dengan
jembatan kayu dan dihadapkan pada 2 menara pengintai beratap kerucut (kami
serasa ditampar kemegahan bolak balik dari masa lampau—edisi lebay). Masuk ke gerbang
lengkung dengan batu-batu besar mengingatkan akan film-film jaman perang salib,
juga LOTR (khususnya The Battle of Helms Deep), Kingdom of Heaven, Dragon
Heart, Joan of Arc, dll..
Masuk ke dalam kotanya, kami kembali dikejutkan. Ternyata kota ini mirip Diagon Alley-nya Harry Potter,
serius! Banget! Dengan toko-toko berjajar sepanjang jalan menanjak, unik dan
antik. Antik se-antik2nya, seperti bukan di abad 21. Langsung menyebar
halusinasi akan Diagon Alley, toko-toko peralatan sihir, Olivanders, Tree Broom
Sticks, butterbeer.
|
Diagon Alley - versi real (halusinasi kami) :p |
|
Pernak pernik yang dijual |
Dengan bentuk bukit yang kerucut, maka jalanan
di dalam pun dibuat melingkari bukit ini dan berpuncak di Gereja St. Michel.
Setelah melewati deretan jalan penuh toko antik itu, kami naik menanjak ke arah
timur melewati beberapa rumah warga, yang sebagian besar ternyata sudah
dijadikan hotel (keren jg nih hotel dan hostel disini masih berbentuk rumah,
tidak merubah bangunan antik asli). Kami sempat lunch di sebuah kedai burger,
beli dibungkus, makan di atas deket gerbang gereja.
|
Souvenir yang dijual disini |
|
Hotel dgn bangunan kuno |
|
Postcard Kucing-kucing :p |
|
balkon yang keren |
Disini ketika makan siang, kami berada di depan
sebuah rumah dengan halaman kecil dan... Ada seekor induk kucing berbulu tebal
dan.. Anak2nya yg lucu2, hiihihihi.
|
lanjut naik ke atas |
Lanjut masuk ke dalam gereja... Ternyata ada
line pembelian tiket, dan harus bayar 9euro utk masuk. Tapi ternyata 9Euro itu
benar-benar terbayar dengan apa yang akan kami lihat nantinya.
|
tiket masuk |
|
aslinya
|
Masuk ke gerbang besi, belok kiri masuk lorong
dengan tingkap batu yg tinggi dan berlumut. Gelap. Kemudian.. Sampailah di satu
ruangan besar seperti Hall, dengan jendela-jendela besar dari batu-batu coklat
berbentuk kepompong.
Menelusuri tiap ruangan, ada yg terang dengan
matahari menyembul dari tiap celah jendela, ada juga yang gelap mencekam,
seolah-olah sebagian roh kita terhisap dalam keremangan cahaya kehijauan (apa
mungkin disini ada celah menuju dimensi waktu lampau?) 😄
|
Ruang dengan cahaya kehijauan |
Pergi ke ruang bawah tanah dengan lorong
kecilnya seolah-olah ditujukan untuk mahluk mahluk pendek : dwarf &
goblin. Ruang bawah tanah ini seperti dikeruk dari gunung batu untuk mencapai
tempat terdalam. Tempat penyimpanan senjata dan peralatan besi.
|
lorong rahasia :p |
Naik lagi ke atas masuk ke aula gereja, nuansa
hijau dan kuning terasa, ditambah dengan garis-garis cahaya dari tiap tingkap
jendela. Di satu titik kami melihat berkeliling, yakin, pasti ada jalan menuju
lorong rahasia (soalnya lantai bawah kayu, hehehehe) imajinasi oh imajinasi.
|
diantara pilar-pilar hijau |
|
Suasana Interior gereja |
Naik lagi ke atas.. Ada sebuah taman dikelilingi
pilar-pilar melengkung di keempat sisinya. Taman ini disebut The Cloister
(bener gak yah?).
Berbarengan dengan kami, juga ada rombongan
pelajar & gurunya yg sekalian belajar sejarah, jadi ada yg sambil ngerjain
peer sembari gurunya menerangkan, seru banget liatnyah.
|
The Cloister |
Keluar dari taman kami sampai di pelataran titik
tertinggi gereja, dari sini kami bisa memandang jauh ke bawah dan lautan luas,
yang saat ini masih kering karena air surut. Lalu masuk lagi ke dalam melalui
pintu lain, sempat tersesat di ruangan yg kosong dan ketinggalan rombongan
turis, tapi jadi malah menemukan… secret garden. :D cute bgt. Tapi pas mau
masuk, ketauan penjaganya, diomelin, untung udah ambil foto.
|
dari atas pelataran gereja |
|
Taman rahasiaa |
Dari
sini ketemu roda penggerak besar, lalu lorong lagi dan lorong lagi, pintu lagi…
akhirnya selesailah sudah tur kami di gereja St. Michel. Saatnya kembali
pulang, bis sudah menunggu dibawah (total perjalanan kami hanya memakan waktu +
1jam 30 menit –sudah termasuk jalan2 keliling dan lihat-lihat toko). Kalau
masih ada waktu, sebenarnya bisa keliling area luar pulau juga, karena air
sedang surut (kalau nggak ada peringatan lumpurnya basah :p). karena turis
pelajar yg kami temuin itu ternyata dia nggak masuk ke dalam gereja, tapi malah
keliling pulaunya—nyeker. -___-‘
|
lorong lagi |
|
roda raksasa |
|
selesai deh tur dalam gereja |
|
tampak samping gereja
|
rumah warga di sekeliling Gereja |
|
Sekali
lagi pulang melalui kota kota kecil dengan rumah yg cute dan sederhana, tp
nyaman bgt sepertinyah.
Demikianlah
petualangan kami menuju St. Michel.
|
Hogwarts di belakang! |
Sampai di stasiun kota Rennes, kami harus
menunggu 1,5jam utk kereta yang kami pesan kembali ke Paris. Jadii.. apakah
saya menemukan lubang waktu di kota Mont St. Michel ituh? Yah enggak sih… tapi
gpp deh karena kami sudah berjalan di Diagon Alley!! :D
|
Peny jalan-jalan mau beli Nimbus 2000 |
Photo by Mikael & Peny :D
Comments
Post a Comment