Barcelona - The Unfinished Vibe


Barcelona

Been here 3 times, and still love it. Banyak sekali yang bisa diceritakan dari kota ini, bukan lebih kepada objek wisatanya, tapi lebih ke suasananya, all those vibrations that coming rush into you but then it walks through your vein, calmly. 



Barcelona bisa ditempuh dengan budget airlines dari berbagai negara eropa, juga dengan kereta. Saya telah menggunakan 2 jenis transportasi ini, 2 kali dari Girona ke Barcelona dengan kereta, lalu direct flight dari Milan ke Barcelona. Perjalanan pertama tentu saja seperti layaknya turis baru datang di sebuah kota baru, yang dituju adalah berbagai objek wisata khas Barcelona: Karya-karya Gaudi (Sagrada Familia, Park Guell, Casa Mila’, Casa Batllo, Casa VIcens, La Pedrera, etc), semua itu bisa di google letaknya dimana dan sejarahnya seperti apa, lalu seperti biasa pasti akan ada selfie disana atau setidaknya ada foto di tiap monumen tersebut.



Kali ke 2 & 3 menginjakkan kaki kesini hanya melihat objek yang paling saya sukai yaitu Parc Guell dan Sagrada Familia, di Parc Guell kami memilih tempat yang tidak terlalu ramai untuk kemudian melihat pemandangan Barcelona keseluruhan dari bukitnya, atau sekedar duduk ngobrol di antara pilar2 bawah taman sembari mendengarkan lagu dari pemusik jalanan yang sangat berbakat dan menjadikan lagunya soundtrack perjalanan kami hari itu.

 

Sudah menjadi ritual setiap ke Sagrada Familia kami makan di... KFC!

 

KFC ini terletak di seberang Sagrada persis, sehingga jika kita makan duduk di dekat jendela, pemandangan ini jelas sekali terlihat. Yes, kami lebih suka menikmati Sagrada sembari makan dan minum santai.




 
Kemudian menyesatkan diri kembali di lorong-lorong kecil sepanjang Las Ramblas, menemukan banyak toko kecil yang mengkhususkan pada satu jenis barang dagangan, seperti kaos kaki—satu toko isinya jual kaos kaki saja berbagai macam dan berbagai bentuk, toko gunting & pisau kecil, toko yang isinya topeng, atau hanya tas yang terbuat dari banner-banner bekas hasil advertising yang sudah tak terpakai. Atau satu toko yang menjual renda saja, full renda.



De Mercat de Sant Josep de la Boqueria, juga salah satu andalan dan favorit untuk eksplorasi & membeli makanan, pada dasarnya kami berdua suka makan, jadi pasar merupakan tempat yang tempat untuk eksplorasi, membeli bekal & mencoba makanan khas disini.


 
Tapi perlu diketahui, harga di dalam pasar pastinya akan lebih murah daripada di luar dekat gerbang, sebagai contoh manisan buah Macedonia itu satu cup akan dihargai 5 euro di dekat gerbang masuk, tapi di dalam bisa didapatkan hanya 2-3 euro. dan juga berbagai hal lainnya.

    

Setelah itu menghabiskan waktu di Placa Catalunya, sekedar duduk santai menunggu teriknya matahari meredup sembari ‘sembunyi2’ memberikan snack crackers kita ke burung-burung dara yang ada di sana (peraturan kota sebenarnya melarang kita untuk memberi makan burung di sana).

Airbnb kami dekat dengan stasiun Barcelona Sants, jadi hari berikutnya pun kami berjalan di area tersebut, dan ternyata dekat sekali dengan Castell de Monjuic yang di dalamnya terdapat Magic Fountain of Montjuic, mungkin ibaratnya air mancur menari di sini, tapi ini lebih megah dan mewah, karena ukurannya juga besar sekalii. Air mancur ini merupakan bagian dari kastil tersebut, pertunjukan baru akan dimulai menjelang malam jadi kami kemudian memilih untuk berjalan ke Ronda Del Port - pelabuhan yang ada di kota ini, sepanjang jalan kita bisa melihat laut, semilir angin musim semi yang sudah semakin hangat, juga matahari Barcelona yang terik namun tidak menyengat.


Kami memang suka berjalan tanpa tau harus kemana, lalu tersesat dan menemukan banyak hal baru, seperti distrik mahasiswa yang isinya bar & minimarket murah, toko-toko antik, serta musium + galeri kecil sepanjang perjalanan menuju Arc de Triomf (kami merasa harus mengunjungi ini karena sudah mengunjungi 2 gerbang lain di Paris dan di Roma :D), apakah ini gerbang menuju masa lampau? eh who knows?! *ngayal*

 
Seperti biasa, mikael sebagai penggemar kopi pasti akan mencari yang namanya specialty coffee shop, karena memang coffee shop jenis ini (disebut third wave) pastinya akan lebih ramah melayani pengunjung, dimana kita bisa ngobrol banyak tentang kopi yang ada maupun cara pembuatan yang terbaik menurut mereka, di Barcelona ada lumayan banyak sekarang, tapi kami hanya mengunjungi 2: Nomad & Satan’s Coffee Corner.



Nomad Coffee favorit kami, karena di sini kami bertemu barista yang berasal dari Italia, tepatnya dari Narni, tapi cukup berpandangan luas dan terbuka terhadap jenis roasting kopi (selain dark roast ala Italia yang pait super itu hehehehe).



Lalu banyak sekali perbincangan dari seputar festival bunga di spoletto hingga kepindahannya ke Spanyol, semua dibarengi dengan mencoba berbagai jenis kopi—freshly roasted dari roastery mereka. 

nomad coffee
Satan’s Corner cukup padat dan ramai, sehingga kami harus masuk “bangku cadangan” menunggu kopi yang akan disajikan, jadi yaaaa, nggak mungkin sempat ngobrol dengan baristanya, karena dia pun sibuk superr.

Setelah itu lanjut berjalan dan bertemu banyak toko antik, masuk dan ngobrol dengan pemilik toko favorit kami “Selvaggio” di tempat itu korek api dari tahun 1939 tersimpan, hingga kertas rokok dan berbagai foto album antik yang mereka dapatkan dari berbagai macam tempat. Buku-buku sejarah & literatur juga lengkap tersedia disana. Kerennya adalah tempat itu bersih! Saya pengidap asma yang pastinya tidak tahan dengan debu, tapi ketika berada disana dan turut serta membongkar gudangnya dan membantu menyusun beberapa benda, kambuh? nope! Its just like that place meant for us. Membongkar jejak masa lalu dari individu-individu yang asing, menjadikan memori mereka terasa dekat. 

Oia kita juga sempat makan siang di Restauran Betawi Indonesia, diajak mba Anna, dan malamnya makan Paella di resto deket situ juga, lupa namanya, yang pasti paella seafood ini enak bangett.

Barcelona memberikan vibe yang menyenangkan seperti suasana di sini dengan penghuni yang lebih positif, kalau ibarat kata Jakarta yang lebih rapi & segar, baik dari sisi manusia, maupun lingkungan. 

Why is it "unfinished vibe"? because definitely we'll come back again!


Comments

Popular Posts